Teori Yang Berhubungan Dengan Penalaran
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,
orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar.
Dua macam jenis metode penalaran, yaitu :
1. Penalaran Induktif
2. Penalaran Deduktif
Pengertian Penalaran Induktif adalah cara
menarik kesimpulan umum dari hal-hal yang bersifat khusus
Contoh dari Penalaran Induktif :
Contoh dari Penalaran Induktif :
Premis 1 : Kuda Sumba punya sebuah jantung
Premis 2 : Kuda Australia punya sebuah jantung
Premis 3 : Kuda Amerika punya sebuah jantung
Premis 4 : Kuda Inggris punya sebuah jantung
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
Premis 3 : Kuda Amerika punya sebuah jantung
Premis 4 : Kuda Inggris punya sebuah jantung
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
Aspek dari penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut
Jacob (dalam Shofiah, 2007 :15), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif
terbagi menjadi dua macam, yaitu generalisasi dan analogi.
1.Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta.
Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan
dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan
kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
2.Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau
sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial,
bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan
fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Macam – macam generalisasi :
- Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
- Generalisasi tidak sempurana adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Pengertian Penalaran Deduktif adalah cara
menarik kesimpulan khusus dari hal-hal yang bersifat umum
Contoh dari Penalaran Deduktif :
Premis 1 : Setiap mamalia punya sebuah jantung
Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a.Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.
Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi
(kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah
pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
b.Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula
silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama
diketahui.
Rumus Entimen:
PU : Semua A = B : Pegawai yang baik tidak pernah datang terlambat.
PK : Nyoman pegawai yang baik.
S : Nyoman tidak pernah datang terlambat
Entimen : Nyoman tidak pernah datang terlambat karena ia pegawai yang baik
PU : Semua A = B : Pegawai yang baik tidak pernah datang terlambat.
PK : Nyoman pegawai yang baik.
S : Nyoman tidak pernah datang terlambat
Entimen : Nyoman tidak pernah datang terlambat karena ia pegawai yang baik
Konsep dan Simbol Dalam Penalaran
Penalaran juga merupakan ativitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya
diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk
bahasa, sehingga wujud penalaran akan berupa argumen.
Kesimpulannya, adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol
berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat
(kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah
yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan diatas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah
aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada proposisi tanpa pengertian
dan tidak akan ada penalran tanpa proposisi. Bersama-sama dengan terbentuknya
pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan
digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk
menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar